Pernahkah Anda mendengar tentang tradisi ziarah Wali Songo? Tradisi ziarah Wali Songo biasanya dilakukan oleh umat muslim di Pulau Jawa saat bulan Ramadan tiba. Melansir dari Kemenparekraf, ziarah Wali Songo merupakan salah satu bentuk wisata religi yang populer di Indonesia.
Ziarah Wali Songo adalah sebuah bentuk penghormatan untuk para wali yang sudah mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam di seluruh wilayah Indonesia. Songo dalam bahasa Indonesia memiliki arti sembilan, di mana ada sembilan wali yang berperan dalam penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.
Pada dasarnya, ziarah Wali Songo tidak berbeda jauh dengan ziarah kubur seperti pada umumnya. Para peziarah berkunjung dan melantunkan doa untuk sembilan wali yang telah menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Lantas, di mana makam wali songo berada? Mari simak jawabannya dalam pembahasan di bawah ini.
Ziarah Wali Songo umumnya dilakukan pada bulan Sya'ban, Rabiul Awal, atau bulan Muharram. Namun, ada pula umat muslim yang memilih melakukan ziarah Wali Songo sesuai dengan kondisi spiritualnya.
Tradisi ziarah Wali Songo hingga kini masih banyak yang dijalankan oleh umat muslim karena peran para wali itu sendiri. Wali Songo adalah sekumpulan tokoh agama yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa pada akhir abad ke-15 hingga abad ke-16.
Wali yang berperan dalam penyebaran ajaran Islam di antaranya ada Sunan Kalijaga dari Lokajaya, Sunan Muria di Muria, Sunan Ampel dari Demak, Sunan Drajat dari Lamongan, Sunan Gresik dari Gresik, Sunan Kudus dari Kudus, Sunan Giri dari Gresik, Sunan Bonang dari Tuban, dan Sunan Gunung Jati dari Cirebon.
Kesembilan wali tersebut dimakamkan di lokasi yang berbeda dengan bentuk pemakaman yang memiliki cirinya masing-masing tergantung kemampuan finansial maupun gaya arsitekturnya. Pelaksanaan ziarah Wali Songo dapat dilakukan oleh perorangan maupun berkelompok. Anda juga bisa mengaturnya secara mandiri atau menggunakan jasa biro perjalanan.
Ziarah Wali Songo dilakukan di Pulau Jawa lantaran letak makam para wali tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Kelima wali ini makamnya berlokasi di Jawa Timur, dengan tiga makam berada di wilayah Jawa Tengah, dan satu makam di Jawa Barat.
Bagi Anda yang berencana akan melakukan ziarah Wali Songo, berikut lokasi makam para wali yang perlu diketahui:
Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said merupakan sosok wali yang fenomenal bagi umat muslim di Jawa karena menggunakan strategi dakwah yang dipadukan dengan seni dan budaya. Salah satunya dengan membuat alur cerita wayang yang diselipkan dakwah Islam.
Karena kepiawaiannya dalam mendalang, Sunan Kalijaga berhasil menciptakan karakter-karakter pewayangan seperti Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng. Sunan Kalijaga juga memiliki sebuah tembang yang diselipkan ajaran Islam seperti Kidung Rumeksa ing Wengi dan Lir-ilir.
Kompleks makam Sunan Kalijaga berada di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak. Saat melakukan ziarah Wali Songo ke makam Sunan Kalijaga, Anda bisa sekalian berkunjung ke Masjid Agung Demak yang diyakini sebagai karya para wali.
Tujuan ziarah Wali Songo berikutnya adalah makam Sunan Muria yang berada di Kudus, Jawa Tengah. Sunan Muria dengan nama kecil Raden Umar Said ini merupakan anak dari Sunan Kalijaga yang meneruskan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan ajaran Islam.
Berbeda dengan ayahnya yang khusus menggunakan media pertunjukkan seni sebagai media dakwahnya, Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam melalui kursus atau pelatihan bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Muria. Sasarannya dakwahnya yaitu para nelayan, pedagang dan rakyat kecil.
Sesekali, Sunan Muria juga menyampaikan dakwahnya melalui pertunjukkan seni yang memang digemari oleh masyarakat Jawa. Beliau bahkan telah menciptakan Tembang Macapat Sinom dan Kinanti.
Makam Sunan Muria terletak di puncak Gunung Muria di Desa Colo, Kecamatan Dawe. Anda diharuskan menaiki ribuan anak tangga untuk menuju kompleks makamnya. Oleh karena itu, pastikan tubuh Anda dalam keadaan sehat saat melakukan ziarah ke makam Sunan Muria.
Masih terletak di wilayah Jawa Tengah, makam Sunan Kudus menjadi tujuan ziarah Wali Songo yang ketiga. Lokasi makamnya berada tepat di belakang Masjid Al-Aqsa Menara Kudus, sehingga Anda bisa menikmati keunikan masjid peninggalan Sunan Kudus.
Metode dakwah Sunan Kudus dilakukan dengan cara mendekati masyarakat untuk mengajarkan teknologi pertukangan, kerajinan emas, pembuatan keris, dan kebutuhan lainnya. Tak ketinggalan, Sunan Kudus juga juga menciptakan Gending Maskumambang dan Mijil.
Sunan Kudus mendapat julukan sebagai waliyyul 'ilmi atau orang yang berilmu tinggi. Hal ini dikarenakan Sunan Kudus memiliki keahlian di bidang tauhid, usu/uddin, hadits, sastra, mantiq dan fiqih.
Bergeser ke wilayah Jawa Timur, ada lokasi makam Sunan Ampel di Surabaya yang tak pernah sepi dari masyarakat yang melakukan ziarah Wali Songo. Apalagi makamnya berada dekat dengan Masjid Ampel Surabaya yang menjadi salah satu destinasi wisata religi populer.
Sunan Ampel dikenal dengan prinsip “moh limo” dalam setiap dakwahnya. Untuk mendukung penyebaran ajaran Islam, Sunan Ampel mendirikan pondok pesantren di Ampel Denta yang masih ada hingga sekarang.
Masih berlokasi di wilayah Jawa Timur, para peziarah yang melaksanakan tradisi ziarah Wali Songo akan berhenti di Tuban untuk mengunjungi makam Sunan Bonang. Sunan Bonang merupakan sosok yang dikenal berdakwah menggunakan media wayang, tembang, dan sastra sufistik.
Sunan Bonang adalah putra kedua dari Sunan Ampel yang mengikuti jejak ayahnya. Dalam menyebarkan ajaran Islam di Tuban dan Jawa Timur, Sunan Bonang mendirikan pondok pesantren dan membantu pembangunan masjid Agung di kota Bintoro Demak.
Selain Sunan Bonang, putra Sunan Ampel yang ikut menyebarkan ajaran Islam adalah Sunan Drajat. Metode dakwah yang digunakan oleh Sunan Drajat yaitu pendidikan akhlak.
Dalam praktiknya, Sunan Drajat dikenal sebagai salah satu tokoh yang menjunjung tinggi kesejahteraan umat. Beliau tidak segan untuk menolong rakyatnya yang sengsara, terutama fakir miskin dan anak yatim piatu.
Hal menarik yang Anda temukan saat melakukan ziarah Wali Songo ke makam Sunan Drajat yaitu keberadaan sumur tua. Konon katanya sumur tersebut sudah ada sejak masa kepemimpinan Sunan Drajat, sehingga para peziarah kerap mengambil air tersebut untuk dijadikan oleh-oleh.
Sunan Giri merupakan murid dari Sunan Ampel yang meneruskan perjuangannya dalam penyebaran ajaran Islam. Prinsip yang diajarkan oleh Sunan Giri yaitu dapat mengalahkan musuh tanpa membunuhnya.
Selama berdakwah, Sunan Giri menggunakan permainan anak-anak serta tembang-tembang yang diselipkan nilai-nilai keislaman . Sunan Giri juga dikenal sebagai pencipta tembang Padang Bulan dan Pucung.
Makam Sunan Giri yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur memiliki bangunan berbentuk joglo. Saat berada di sana, Anda akan melihat banyak peziarah yang berdoa di depan makam Sunan Giri.
Sunan Gresik merupakan Wali Songo pertama yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Sunan yang memiliki jalur keturunan Nabi Muhammad SAW dari Husain bin Ali RA ini menerapkan strategi dakwah melalui jalur perdagangan dengan mengajarkan masyarakat bercocok tanam.
Makam Sunan Gresik menjadi tujuan ziarah Wali Songo yang ramai dikunjungi oleh peziarah meskipun beliau bukan orang asli Jawa. Namun, Sunan Gresik berjasa besar dalam menuntun masyarakat Jawa untuk hidup sesuai ajaran Islam.
Makam Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya tujuan ziarah Wali Songo di wilayah Jawa Barat. Semasa hidupnya, Sunan Gunung Jati menempuh jalur politik dengan cara menjalin banyak kerja sama untuk mengokohkan dakwah Islam.
Saat wafat, Sunan Gunung Jati dimakamkan di Cirebon. Hanya saja masyarakat umum tidak diizinkan untuk ke lokasi utama makamnya, kecuali keturunan Sunan Gunung Jati. Namun, Anda bisa menikmati 7 sumur yang lokasinya berada di seberang kawasan makam Sunan Gunung Jati.
Itulah sembilan makam para wali yang biasanya dikunjungi bersamaan. Bagi Anda yang berencana melakukan tradisi ziarah Wali Songo, jangan lupa untuk mempersiapkan dana sedini mungkin. Sebab, ziarah Wali Songo yang tersebar di tiga provinsi akan memakan biaya akomodasi dan transportasi.
Sebagai solusinya, Anda bisa mengajukan Xtra Dana iB dari CIMB Niaga. Xtra Dana iB hadir melalui personal financing syariah yang merupakan pembiayaan tanpa jaminan untuk keperluan pembelian barang menggunakan akad murabahah atau pembelian paket jasa menggunakan akad Ijarah Multijasa.
Xtra Dana iB CIMB Niaga menawarkan sejumlah keuntungan seperti margin atau ujroh sebesar 0.65% flat/bulan, bebas biaya admin spesial, bebas biaya asuransi, dan berkesempatan untuk mendapatkan promo cashback menarik. Klik di sini untuk melihat keuntungan Xtra Dana iB lainnya.
CIMB Niaga Xtra Dana iB Solusi untuk berbagai kebutuhan anda, kami hadir melalui personal financing syariah yang merupakan pembiayaan tanpa jaminan yang digunakan untuk keperluan pembelian Barang menggunakan akad murabahah (Jual beli) ataupun keperluan pembelian paket jasa menggunakan akad Ijarah Multijasa melalui mitra terpercaya kami.
I Prefer A Rewarding Sharia Way Of Life