Saat ini manajemen keuangan syariah semakin dilirik oleh sebagian besar orang, khususnya di Indonesia. Bahkan, dalam dekade terakhir, keuangan syariah telah menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global, angkanya sudah melampaui pasar keuangan konvensional.
Hal ini didukung oleh data dari Global Islamic Economic yang menunjukkan keuangan syariah di Indonesia tumbuh positif di tengah pandemi. Dari sisi perbankan pada Mei 2021, aset keuangan syariah tumbuh mencapai Rp598,2 triliun.
Melihat pertumbuhannya yang kian meningkat, mungkin sebagian dari Anda hendak memulai atau sudah menerapkan manajemen keuangan syariah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diketahui, manajemen keuangan syariah ini menggunakan akad-akad syariah, sehingga Anda harus mengetahui lebih lanjut mengenai manajemen keuangan syariah agar dalam praktiknya sudah sesuai dengan prinsip dalam agama Islam.
Sebelum membahas mengenai pengelolaan manajemen keuangan syariah yang benar, sebaiknya Anda pahami dulu mengenai pengertian, prinsip, larangan, dan produk keuangan syariah yang berlaku di Indonesia.
Manajemen keuangan syariah adalah kegiatan manajerial keuangan secara individu maupun non-individu untuk mencapai tujuan dengan berlandaskan prinsip dan dasar hukum agama Islam sebagai pedomannya. Prinsip dan dasar hukum ini tidak hanya diaplikasikan pada sistem, tetapi juga berlaku pada lembaga penyelenggara keuangan, termasuk produk yang ditawarkan.
Manajemen keuangan merupakan kegiatan yang vital dan sangat penting dalam setiap kehidupan bermasyarakat. Sebab, kegiatan ini menjadi salah satu cara yang ideal dan efektif untuk mengendalikan aktivitas keuangan agar lebih baik.
Meskipun dewasa ini manajemen keuangan identik dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi, namun kegiatan ini pun sangat penting dilakukan oleh para individu secara personal. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menyiapkan perencanaan keuangan syariah yang tepat agar mencapai kebebasan finansial dengan baik.
Seperti yang telah disebutkan, manajemen keuangan syariah ini dapat dilakukan oleh individu maupun non-individu. Itu artinya, lembaga perbankan syariah menerapkan manajemen keuangan syariah dalam setiap transaksinya dengan nasabah.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah agama Islam. Implementasi prinsip inilah yang menjadi perbedaan utama dengan bank konvensional.
Ada tiga pilih pokok dalam ajaran Islam yang perlu diterapkan juga oleh lembaga perbankan syariah, di antaranya aqidah, syariah, dan akhlak. Dalam setiap kegiatan operasionalnya, lembaga perbankan syariah harus selalu dalam koridor prinsip sebagai berikut:
Sementara itu, konsep penghimpunan dana dalam manajemen keuangan syariah di bank syariah bisa berbentuk giru, tabungan, dan deposito. Lembaga perbankan syariah umumnya menerapkan prinsip atau akad wadi’ah dan akad mudharabah.
Prinsip wadi’ah yang biasa diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Sedangkan, prinsip mudharabah menerapkan sistem di mana penyimpanan atau deposan bertindak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan bank sebagai pengelola (mudharib).
Sedangkan, konsep penyaluran dana dalam lembaga perbankan syariah dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu 1) pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba’i), 2) pembiayaan dengan prinsip sewa (jarah), 3) pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah), 4) pembiayaan dengan akad pelengkap.
Dalam menerapkan manajemen keuangan syariah, ada perencanaan keuangan yang perlu Anda lakukan secara tepat. Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perencanaan keuangan adalah suatu proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan manajemen keuangan secara terencana. Sedangkan, perencanaan keuangan syariah yaitu ketika proses yang dilakukan dalam mencapai tujuan keuangan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dan sudah berorientasi tidak hanya pada dunia, tetapi juga pada akhirat.
Menurut OJK, berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan prinsip-prinsip syariah:
Saat Anda menerapkan manajemen keuangan syariah, pasti ada tujuan keuangan yang ingin dicapai, bukan? Misalnya, salah satu tujuan keuangan untuk menunaikan ibadah haji karena termasuk kewajiban bagi seorang muslim yang memiliki kemampuan secara finansial.
Maka dari itu, menunaikan ibadah haji harus diutamakan daripada keinginan lain yang konsumtif dan bersifat duniawi, seperti jalan-jalan ke luar negeri.
Karena perencanaan keuangan syariah harus berlandaskan Al-Quran dan hadist, maka sebaiknya Anda mengalokasikan sebagian dana untuk zakat, infaq, dan sedekah.
Harta yang dimiliki tidak akan memberikan keberkahan dan sempurna sebelum menafkahkan sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini pun tertera dalam QS. Ali Imran ayat 92 berikut:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
Seperti yang diketahui, zakat merupakan salah satu dari lima rukun islam yang wajib ditunaikan dan memiliki fungsi sebagai penyucian jiwa dan harta. Begitu pula dengan infaq dan sedekah, namun keduanya bersifat sunnah. Selain itu, fungsi lain dari zakat, infaq, dan sedekah yaitu untuk membantu fakir miskin dan orang yang membutuhkan.
Bagi Anda yang sedang menerapkan manajemen keuangan syariah, sebaiknya meminimalkan utang yang ada. Secara syar’i, utang piutang sebenarnya masih boleh dilakukan oleh seorang muslim.
Namun agama Islam menganjurkan untuk tidak berutang kecuali dalam keadaan darurat. Maka dari itu, jika Anda memiliki utang, sebaiknya jadikan prioritas utama untuk melunasinya.
Perencanaan dalam manajemen keuangan syariah yang selanjutnya yaitu menggunakan produk-produk syariah yang berlaku. Ada banyak jenis produk syariah yang bisa dipilih, mulai dari tabungan, deposito, asuransi, investasi, dan lain sebagainya.
Dalam agama Islam, sudah sewajarnya setiap muslim untuk membiasakan pola hidup sederhana dan tidak konsumtif. Caranya cukup mudah, Anda bisa memulai perilaku hemat dengan membedakan antara keinginan dan kebutuhan, mengatur pemasukan dan pengeluaran dengan rapi, dan biasakan untuk merasa cukup atau bersyukur.
Perencanaan dalam manajemen keuangan syariah yang terakhir yaitu menyiapkan dana darurat agar Anda bisa lebih siap untuk membayar sesuatu jika ada hal mendesak terjadi.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah tahu akan muncul musibah atau bencana seperti apa, maka sudah sewajarnya Anda melakukan pencegahan untuk berjaga-jaga.
Itu dia beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam manajemen keuangan syariah. Untuk mengatur keuangan agar sesuai dengan prinsip syariah Islam, Anda bisa memanfaatkan layanan tabungan syariah GOAL Savers iB dari CIMB Niaga.
GOAL Savers dari CIMB Niaga Syariah menawarkan fleksibilitas yang memungkinkan Anda untuk bisa mengatur proses menabung secara harian, mingguan, serta bulanan untuk mengatur manajemen keuangan syariah dengan tepat. Anda bisa membuka dan memantau tabungan GOAL Savers iB melalui OCTO Clicks dan OCTO Mobile dengan dengan nyaman.
Selain itu, CIMB Niaga juga menawarkan produk Deposito iB berjangka bagi Anda yang ingin deposito berjangka dengan akad Mudharabah dan Reksa Dana Syariah sebagai solusi manjaemen keuangan syariah Anda.