"Ada banyak penyebab inflasi di Indonesia, mulai dari permintaan barang dan jasa yang meningkat hingga krisis moneter. Cari tahu dampak dan tips untuk mengantisipasinya."
Inflasi dapat diartikan sebagai peningkatan harga yang terjadi secara umum dan terus-menerus pada berbagai barang dan jasa selama jangka waktu tertentu. Anda bisa berinvestasi sebagai salah satu cara mengantisipasinya.
Selain itu, investasi diperlukan agar masa depan lebih terjamin. Sekarang, investasi jadi lebih mudah dengan OCTO Mobile dari CIMB Niaga. Pilihan produknya lengkap mulai dari reksadana, obligasi, sampai valas. Yuk, #GetWealthSoon!
Ada beberapa faktor utama yang dapat menjadi penyebab inflasi, antara lain:
Penyebab inflasi yang pertama yaitu adanya kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa melebihi pasokan yang tersedia.
Ketika permintaan masyarakat akan barang dan jasa melebihi kemampuan produsen untuk menyediakannya, harga akan cenderung naik.
Penyebab inflasi ini bisa terjadi karena peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan jumlah penduduk, atau perubahan preferensi konsumen.
Kenaikan harga bahan baku produksi, seperti minyak bumi, gas alam, atau komoditas pertanian, dapat menjadi penyebab inflasi dari segi penawaran.
Peningkatan biaya ini pada akhirnya dibebankan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.
Dalam kasus penyebab inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga bahan baku seringkali diikuti oleh kelesuan usaha.
Jumlah peredaran uang yang berlebihan juga bisa menjadi penyebab inflasi lainnya.
Ketika jumlah uang beredar meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi, nilai uang akan turun sementara harga produk mengalami kenaikan.
Hal ini menyebabkan harga barang dan jasa naik karena dibutuhkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama.
Seperti kebanyakan negara berkembang, anggaran pemerintah Indonesia terkadang mengalami defisit yang turut menjadi salah satu penyebab inflasi.
Hal ini disebabkan oleh masalah struktural ekonomi yang menimbulkan kesenjangan antara keinginan dan kemampuan untuk membangun.
Ekspektasi inflasi atau perkiraan masyarakat dan pelaku ekonomi tentang inflasi di masa depan juga merupakan salah satu faktor penyebab inflasi.
Jika masyarakat dan pelaku usaha memperkirakan kenaikan inflasi di masa depan, mereka cenderung menaikkan harga barang dan jasa atau meminta kenaikan upah.
Ekspektasi inflasi ini nantinya dapat menjadi kenyataan (self-fulfilling prophecy) dan menjadi penyebab inflasi semakin tinggi.
Krisis moneter, seperti depresiasi nilai tukar mata uang atau krisis perbankan dapat menjadi penyebab inflasi yang berikutnya.
Depresiasi nilai tukar akan membuat barang impor lebih mahal, sedangkan krisis perbankan dapat mengganggu pasokan kredit dan menghambat aktivitas ekonomi.
Mengetahui berbagai penyebab inflasi di atas menjadi langkah yang penting untuk merancang strategi dalam mengantisipasinya.
Baca juga: Memahami Manfaat dan Tantangan Ekonomi Digital
Bukan hanya penyebab inflasi saja yang perlu Anda pahami, melainkan juga berbagai jenisnya. Berikut ini jenis-jenis inflasi berdasarkan tingkatannya:
Inflasi ringan terjadi ketika kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok kurang dari 10% per tahun.
Jenis inflasi ini memiliki tingkat kenaikan harga yang rendah, biasanya di bawah 10% per tahun.
Inflasi ringan ditandai dengan kenaikan harga yang lambat dan berlangsung secara bertahap.
Inflasi sedang terjadi ketika harga barang-barang kebutuhan pokok naik antara 10% hingga 30% dalam setahun.
Kenaikan harga ini lebih tinggi daripada inflasi ringan dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Inflasi berat terjadi ketika harga-harga kebutuhan pokok melonjak antara 30% hingga 100% dalam setahun.
Sesuai namanya, jenis inflasi berat sangat parah karena kenaikan harga yang sangat tinggi.
Pada tingkat ini, harga-harga melambung tinggi dan sulit dikendalikan, sehingga sangat memengaruhi daya beli masyarakat.
Hiperinflasi adalah kondisi inflasi yang sudah tidak terkendali lagi, terjadi ketika harga-harga kebutuhan pokok melonjak lebih dari 100% dalam satu tahun.
Dampak dari jenis inflasi ini sangat terasa oleh masyarakat karena peningkatan harga yang sangat besar dan cepat.
Baik inflasi ringan, sedang, berat, maupun hiperinflasi semuanya memiliki konsekuensi yang perlu Anda waspadai.
Setelah mengetahui apa saja penyebab inflasi dan jenisnya, Anda juga perlu memahami dampaknya berikut ini:
Dampak inflasi yang meningkat dapat memicu kenaikan suku bunga pinjaman untuk menjaga nilai mata uang.
Namun, kenaikan suku bunga pinjaman ini bisa menjadi kendala bagi pengembangan usaha karena investor akan berpikir dua kali untuk berinvestasi.
Seperti yang diketahui bahwa salah satu penyebab inflasi adalah kenaikan permintaan barang dan jasa, namun harga bahan baku mengalami peningkatan.
Kondisi ini dapat menyebabkan distribusi barang konsumsi tidak merata, karena produk cenderung menumpuk di daerah yang dekat dengan tempat produksi.
Akibatnya, barang konsumsi hanya dapat diakses oleh masyarakat yang memiliki daya beli tinggi.
Inflasi dapat berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan tetap.
Ketika inflasi terjadi, harga barang dan jasa di pasar akan meningkat, sementara pendapatan masyarakat tidak mengalami perubahan.
Akibatnya, daya beli masyarakat menurun dan mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meskipun beberapa pihak mungkin mendapatkan keuntungan, sebagian besar masyarakat akan mengalami kerugian akibat penurunan daya beli saat terjadi inflasi.
Hal ini menyebabkan distribusi pendapatan di masyarakat menjadi tidak merata dan timpang.
Inflasi dapat mendorong para investor untuk memilih investasi spekulatif sebagai cara melindungi kekayaannya.
Investasi spekulatif berfokus pada aset seperti properti atau emas yang nilainya cenderung stabil atau naik saat inflasi sebagai pelindung nilai dari penurunan daya beli uang.
Bisa disimpulkan bahwa banyaknya penyebab inflasi bisa menyebabkan dampak negatif yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Catat, Ini Cara Berinvestasi yang Benar dan Aman
Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak dan penyebab inflasi, yaitu:
Siapkan dana khusus untuk keperluan tak terduga yang bisa digunakan saat kondisi inflasi yang berisiko menyebabkan pengurangan gaji atau bahkan PHK.
Jumlah dana darurat yang ideal adalah 6 kali pengeluaran bulanan jika masih lajang atau 12 kali pengeluaran bulanan jika sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan.
Inflasi bisa membuat nilai uang menjadi berkurang, sehingga penting untuk berinvestasi agar uang yang Anda miliki tidak kehilangan nilainya.
Pilihlah investasi yang memberikan keuntungan atau imbal hasil lebih tinggi dari inflasi. Namun, perlu diingat bahwa setiap investasi pasti memiliki risiko.
Hindari menempatkan seluruh dana pada investasi berisiko tinggi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi akibat inflasi.
Anda dapat mempertimbangkan untuk mencari penghasilan tambahan di luar penghasilan utama sebagai usaha mengantisipasi dampak dan penyebab inflasi.
Misalnya, Anda bisa memanfaatkan platform online untuk berbisnis atau melakukan usaha sampingan (hustle job) yang sesuai dengan minat dan hobi.
Salah satu cara untuk meminimalisir penyebab inflasi agar tidak terdampak kenaikan harga yaitu mengelola keuangan Anda.
Atur kembali keuangan Anda dengan membedakan pengeluaran yang penting dan yang hanya keinginan.
Selain itu, sebaiknya tunda dulu membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan dan sebaiknya belanja saat kondisi ekonomi sudah lebih stabil.
Memahami penyebab inflasi dapat membantu Anda untuk lebih siap menghadapi dampaknya dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikannya.
Baca juga: 5 Cara Mengelola Keuangan yang Efektif untuk Pemula
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa investasi merupakan salah satu cara mengantisipasi inflasi yang bisa dilakukan.
Kini, berinvestasi semakin mudah dilakukan hanya dengan beberapa klik melalui aplikasi OCTO Mobile dari CIMB Niaga.
OCTO Mobile menyediakan berbagai pilihan produk investasi reksa dana, obligasi, hingga valas yang bisa Anda sesuaikan dengan profil risiko investasi.
Jadi, tunggu apalagi? Segera mulai investasi sejak dini bersama CIMB Niaga sekarang juga. Yuk, #GetWealthSoon!
Gak Perlu Banyak Mikir #GetWealthSoon Deh!
Cara tepat berinvestasi untuk pertumbuhan uang dan keuntungan yang maksimal
Beli valas rate bersahabat, ada yang lebih hebat? Kami Ganti 3x lipat Periode: 1 Januari - 31 Desember 2024