30 Januari 2025
Market review
Penggerak pasar keuangan pada minggu ini tampaknya adalah risiko perang dagang global, kenaikan suku bunga Jepang dan koreksi pada saham-saham teknologi kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat (AS). Ketiga hal ini dapat memicu volatilitas pasar keuangan dunia. Potensi pertumbuhan ekonomi dunia yang meredup, semakin ketatnya kompetisi teknologi AI dan semakin mahalnya biaya strategi investasi carry trade dapat mendorong pemodal untuk melakukan aksi ambil untung.
Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat turun ke level 4,50% – paling rendah dalam sebulan. Indeks dolar AS juga sempat turun ke level 107,0 – paling rendah sejak 18 Desember 2024.
Rentang perdagangan USD/IDR pada pekan ini diperkirakan antara 15.900 – 16.300. Pada hari Jumat kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) berada pada 16.200.
Pasar Obligasi Negara Indonesia – Indikasi yield pada penutupan hari Jumat adalah 6,62% (1Y), 6,69% (3Y), 6,77% (5Y), 6,94% (10Y) dan 7,16% (20Y). Minggu lalu, yield turun rata-rata 13 bps di sepanjang kurva dengan penurunan lebih besar pada tenor 1 dan 10 tahun.
Yield obligasi tenor 10 tahun diperkirakan akan bergerak antara 6,85-7,05% pada pekan ini.
Hari ini, pemerintah akan melaksanakan lelang reguler obligasi syariah dengan target IDR 10 triliun. Obligasi yang ditawarkan adalah SPNS Jul’25 dan Okt’25, PBS03 (2027), PBS30 (2028), PBSG01 (2029), PBS34 (2039) dan PBS38 (2049).
Arus dana asing di pasar modal Indonesia naik berdasarkan data terakhir. Indeks saham IHSG ditutup naik 58 poin pada posisi 7.166, antara tanggal 17 - 24 Januari 2025, sedangkan kepemilikan asing pada saham Indonesia tercatat turun IDR 920 miliar. Di sisi lain, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah naik IDR 3,7 triliun antara tanggal 17 - 23 Januari 2025.
Baca lebih lanjut, klik disini
Kami Akan Hubungi Anda
Tinggalkan informasi anda untuk kami hubungi