17 April 2025
Market review
Kepala Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell, memberikan pernyataan mengenai keinginan untuk mengendalikan ekspektasi inflasi jangka panjang Amerika Serikat (AS) karena hal ini penting untuk mencapai target pasar tenaga kerja yang kuat. Powell juga mengatakan bahwa inflasi AS akan tetap tinggi akibat kenaikan tarif impor. Pelaku pasar keuangan dunia masih memperkirakan suku bunga acuan the Fed akan turun antara 75-100 bps setelah pernyataan Powell ini.
Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun sedikit ke kisaran 4,30% setelah pernyataan Kepala the Fed ini. Selanjutnya, indeks dolar AS masih turun ke kisaran 99,60 dan indeks saham S&P 500 terkoreksi 2,2%.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Cina meningkat tipis menjelang kenaikan tarif impor AS. Pertumbuhan ekonomi Cina pada triwulan 1 2025 (1Q2025) sebesar 5,4% yoy, naik dari 5,3% pada 1Q2024. Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Cina pada 1Q2025 adalah ekspor (45,8%) kemudian dilanjutkan dengan konsumsi (29,7%) dan investasi (24,5%). Perang tarif babak kedua antara AS-Cina yang berkepanjangan potensial memukul pertumbuhan ekonomi Cina yang sangat bergantung pada ekspor.
Rentang perdagangan USD/IDR pada hari ini diperkirakan antara 16.700 – 17.000. Pada hari Rabu kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) berada pada 16.845.
Pasar Obligasi Negara Indonesia – Indikasi yield pada penutupan hari Rabu adalah 6,41% (1Y), 6,60% (3Y), 6,77% (5Y), 6,92% (10Y) dan 7,00% (20Y). Kemarin, yield turun rata-rata 5 bps antara tenor 1 dan 10 tahun dengan penurunan lebih besar pada tenor 1 dan 3 tahun.
Arus dana asing di pasar modal Indonesia turun banyak berdasarkan data terakhir. Indeks saham IHSG ditutup turun 42 poin pada posisi 6.400, pada tanggal 16 April 2025, dan kepemilikan asing pada saham Indonesia tercatat turun IDR 8,2 triliun.
Baca lebih lanjut, klik disini
Kami Akan Hubungi Anda
Tinggalkan informasi anda untuk kami hubungi